Puisi Sang Aktivis Yang Dihilangkan (WIJI THUKUL)
Puisi-puisi wiji thukul sangat melekat dikalangan aktivis gerakan Pro-demokrasi yang senantiasi disuarakan dalam berbagai aksi guna untuk semangat. Thukul, yang bernama asli wiji thukul, seorang penyair diri kota solo. Ia adalah salah satu dari 13 korban penculikan yang terjdi pada periode 1996-1998, yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya, entah hidup mau pun mati.
![]() |
| Add caption |
berikut adalah beberapa karya dari wiji thukul:
PERINGATAN
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalaurakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam Kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
(Wiji Thukul, 1986)
SAJAK SUAARA
Sesungguhnya suara itu tidak dapat diredam
Mulut bisa dibungkam
Namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
Dan pertanyan-pertanyan lidah jiwaku
Suara-suara itu tidak bisa dipenjarakan
Di sana bersemayam kemerdekaan
Apabila engkau memaksa diamaku
Siapkan untukmu: pemberontakan!
Sesungguhnya suara itu bukan perampok
Yang ingin merayah hartamu
Ia ingin bicara
Mengapa kau kokang senjata
Dan gemetar ketika suara-suara itu
Menuntu keadilan?
Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
Ialah yang mengajari aku bertanya
Dan pada akhirnya tidak bisa tidak
Engkau harus menjawab
Apabila engkau tetap bertahan
Aku akan memburumu seperti kutukan


No comments :
Post a Comment